Senin, 02 September 2013

EMPAT ISTERI




            Suatu ketika ada seorang pedagang kaya mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai isteri ke-4 dan menganugrainya harta dan kesenangan, sebab ia yang tercantik di antara semua isterinya.
            Pria ini juga mencintai isterinya yang ke-3, ia sangat bangga dengan isterinya yang satu ini dan  selalu berusaha  memeperkenalkan wanita cantik ini kepada semua temanya. Namun ia juga selalu khawatir kalau isterinya ini lari dengan peria lain. Begitu juga dengan isterinya yang ke-2. Sang pedagang sangat menyukainya karena ia istri yang sabardan penuh pengertian.
            Kapanpun pedagang dapat masalah, ia selalu minta pertimbangan isteri ke-2 nya ini, yang selalu menolong dan mendampingi sang suami melewati masa-masa sulit.
            Sama halnya dengan isteri yang petama. Ia adalah pasangan yang sangat setia dan selalu membawa perbaikanbagi kehidupan keluarganya. Wanita ini merawat dan mengatur semua kekayaan dan bisnis suaminya.
            Akan tetapi, sang pedagang kurang mencintai meski isteri pertama ini begitu saying kepadanya. Suatu hari si pedagang sakit dan menyadari bahwa ia akan segera meninggal. Ia meresapi semua kehidupan indahnyadan berkata dalam hati, “ sat ini aku punya 4 isteri, namun saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan”.
Lalu pedagang itu memanggil semua isterinya dan bertanya kepada isteri yang ke-4. “engkaulah yang paling aku cintai, ku berikan kau gaun yang terindah. Nah, sekarang aku akan mati. Maukah kau mendampingi dan menemaniku?”. Ia terdiam……… tentu saja tidak! Jawab isteri ke-4 dan pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa lagi. Jawaban ini sangat menyakitkan hati. Seakan-akan ada pisau yang menghunus dan mengiris-iris hatinya.
            Pedagang itu sedih lalu bertanya kepada isteri yang ke-3. “ aku pun mencintaimu dengan sepenuh hatidan saat ini hidupku akan berakhir.  Maukah kau ikut dngan ku an menemani akhir hayatku?”. Isterinya menjawab “hidup begitu indah disini, aku akan menikah lagi jika kau mati”. Bagai disambar petir siang bolong, sang pedagang sangat terpukul dengan jawaban tersebut. Badanya teasa demam.
 Kemudian ia memanggil isteri yang ke-2 dan bertanya. “aku selalu berpaling kepadamu setiap kali ada masalah dank au selalu membantuku sepenuh hati. Kini aku butuh sekali bantuanmu. Kalau aku mati maukah kau mendampingi ku?” isterinya menjawab “maafkan aku kali ini aku tak bisa menolong mu. Aku hanya bisa mengantarmu hingga liang kubur. Nanti akan  kubuatkan makam yang indah  untukmu”.
Pedagang ini merasa putus asa. Dalam kondisi kecewa itu, tiba-tiba terdengar suara, “ aku akan tinggal bersamamu dan menemanimu kemana pun kau pergi. Aku tidak akan meninggalkan mu, aku akan setia bersamamu. Pria itu lalu menoleh kesamping, dan mendapati isteri pertamanya disana. Ia tampak begitu kurus. Badanya seperti orang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, “ kalau saja aku bisa merawatmu lebih baik saat aku mampu, tak akan ku biarkan engkau kurus seperti ini isteri ku”.

Dari cerita tersebut diatas, dapat sedikit kita simpulkan, bahwa seseungguhnya , kita punya 4 isteri dalam hidup ini.
Isteri ke-4 adalah TUBUH  kita. Seberapa banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kitasupaya tampak indah dan gagah. Semua ini akan hilangdalam suatu batas waktu dan ruang. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap kepada-Nya.
Isteri ke-3 adalah STATUS SOSIAL DAN KEKAYAAN. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah dan melupakan kita yang pernah memilikinya. Dan sebesar apapun kedudukan kita dalam masyarakat dan sebanyak apapun harta kita, semua itu akan berpindah tangan dalam waktu sekejap ketika kita tiada.
Isteri ke-2 adalah KELUARGA, KERABAT DAN TEMAN. Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka, hanya sampai liang kuburlah mereka menemani kita.
Dan sesungguhnya isteri pertama kita adalah JIWA DAN AMAL kita. Sebenarnya hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal lah yang mampu menolong kita di akhirat kelak.

Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa kita dengan bijak serta jangan pernah malu untuk berbuat amal, memberikan pertolongan kepada sesame yang membutuhkan. Betapapun kecilnya bantuan kita, pemberian kita menjadi sangat berarti bagi mereka yang memerlukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar