Sabtu, 25 Mei 2013

PAKU




Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantung paku pada anak itu dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah ...
Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku kepagar belakangsetiap kali dia marah. Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya dari pada memakukan paku ke pagar.
Akhirnya tibalah hari  dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabaranya. Dia memberitahu hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.
Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar belakang. “hhhmmmm...... kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang dipagar ini. Pagar ini tidak akan bisa sama seperti sebelumnya”. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini... dihati orang lain.
Kamun  dapat menusukkan pisau kepada seseorang, lalu mencabut pisau itu ... tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada... dan luka karena kata-kata, sama buruknya dengan luka fisik.

1 komentar:

  1. saya suka sama postingannya.....
    memang terkadang seseorang susah mengontrol amarahnya dan lebih suka menyakiti orang lain tanpa sadar....
    tapi sebelum memosting di lihat lagi tulisannya biar gag salah ketik sebelum di publikasikan....di kata2 kamu jadi kamun....

    BalasHapus