Heloo
anak-anak ku kelas XI IPS yang ganteng-ganteng dan yang cantik-cantik……..
Apa
kabar???
Nah,,,,
di bawah ini ada sedikit materi nih,,, seputaran ilmu kalam,,, yuk tolong
disimak, dan dilaksanakan!!
ALIRAN-ALIRAN
ILMU KALAM
Problematika
teologis di kalangan umat Islam baru muncul pada masa pemerintahan Khalifah Ali
bin Abi Thalib (656-661M) yang ditandai dengan munculnya kelompok dari
pendukung Ali yang memisahkan diri mereka karena tidak setuju dengan sikap Ali
yang menerima Tahkim dalam menyelesaikan konfliknya dengan muawiyah bin
abi Sofyan, gubernur syam, pada waktu perang siffin. Kelompok ini selanjutnya
dikenal dengan Kelompok Khawarij.
Kelompok Khawarij ini dengan berbagai
pendapatnya selanjutnya, menjadi dasar kemunculan kelompok baru yang
dikenal dengan nama Murji’ah. lahirnya Aliran teologi inipun mengawali
kemunculan berbagai Aliran-Aliran teologi lainnya. Dan dalam perkembangannya
telah banyak melahirkan berbagai Aliran teologi yang masing-masing mempunyai
latar belakang dan sejarah perkembangan yang berbeda-beda.Berikut ini akan
dibahas tentang pertumbuhan dan perkembangan Aliran tersebut berikut
pokok-pokok pikiran nya masing-masing.
1.
Aliran Khawarij.
Pengertian
dan latar belakang timbulnya Aliran khawarij
Aliran
Khawarij merupakan Aliran teologi tertua yang merupakn Aliran pertama yang
muncul dalam teologi Islam. Menurut ibnu Abi Bakar Ahmad Al-Syahrastani, bahwa
yang disebut Khawarij adalah setiap orang yang keluar dari imam yang hak dan
telah di sepakati para jema’ah, baik ia keluar pada masa sahabat khulafaur
rasyidin, atau pada masa tabi’in secara baik-baik. Menurut bahasa nama khawarij
ini berasal dari kata “kharaja” yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada
mereka yang keluar dari barisan Ali. Kelompok ini juga kadang kadang menyebut
dirinya Syurah yang berarti “golongan yang mengorbankan dirinya untuk
allahdi samping itu nama lain dari khawarij ini adalah Haruriyah,
istilah ini berasal dari kata harura, nama suatu tempat dekat kufah,
yang merupakan tempat mereka menumpahakn rasa penyesalannya kapada Ali bin abi
Thalib yang mau berdamai dengan Mu’awiyah.
Kelompok
khawarij ini merupakan bagian dari kelompok pendukung Ali yang memisahkan diri,
dengan beralasan ketidak setujuan mereka terhadap sikap Ali bin abi
Thalib yang menerima tahkim (arbitrase) dalam upaya untuk menyelesaikan
persilisihan dan konfliknya dengan mu’awiyah bin abi sofyan, gubernur syam,
pada waktu perang siffin.
Latar
belakang ketidak setujuan mereka itu, beralasan bahwa tahkim itu merupakan
penyelesaian masalah yang tidak di dasarkan pada ajaran Al-Qur’an, tapi
ditentukan oleh manusia sendiri, dan orang yang tidak Memutuskan hukum dengan
al-quran adalah kafir. Dengan demikian, orang yang melakukan tahkim dan
merimanya adalah kafir.
Atas dasar
ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini selanjutnya berbalik
menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh pelaku tahkim lainnya
yaitu Abu Musa Al-Asyari, Mu’awiyah bin Abi Sofyan dan Amr Bin Ash.Untuk itu
mereka berusaha keras agar dapat membunuh ke empat tokoh ini, dan menurut fakta
sejarah, hanya Ali yang berhasil terbunuh ditangan mereka.
Tokoh-tokoh
Khawarij
Diantara
tokoh-tokoh khawarij yang terpenting adalah :
- Abdullah bin Wahab al-Rasyidi,
pimpinan rombongan sewaktu mereka berkumpul di Harura (pimpinan Khawarij
pertama)
- Urwah bin Hudair
- Mustarid bin sa’ad
- Hausarah al-Asadi
- Quraib bin Maruah
- Nafi’ bin al-azraq (pimpinan
al-Azariqah)
- Abdullah bin Basyir
- Zubair bin Ali
- Qathari bin Fujaah
- Abd al-Rabih
- Abd al Karim bin ajrad
- Zaid bin Asfar
- Abdullah bin ibad
Sekte-sekte
dan ajaran pokok Khawarij Terpecahnya Khawarij ini menjadi beberapa sekte,
mengawali dan mempercepat kehancurannya dan sehingga Aliran ini hanya tinggal
dalam catatan sejarah. Sekte-Sekte tersebut adalah:
- Al-Muhakkimah
- Al-Azariqah
- Al-Najdat
- Al-baihasyiah
- Al-Ajaridah
- Al-Sa’Alibah
- Al-Ibadiah
- Al Sufriyah
Secara
umum ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah:
- Orang Islam yang melakukan Dosa
besar adalah kafir; dan harus di bunuh.
- Orang-orang yang terlibat dalam
perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair, dengan Ali bin abi
tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang menerima dan mambenarkannya
– di hukum kafir;
- Khalifah harus dipilih langsung
oleh rakyat.
- Khalifah tidak harus keturunan
Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi Khalifah apabila
suda memenuhi syarat-syarat.
- Khalifah di pilih secara
permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syari’at
islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
- Khalifah sebelum Ali adalah
sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa kekhalifahannya Usman r.a
dianggap telah menyeleweng,
- Khalifah Ali dianggap
menyelewang setelah terjadi Tahkim (Arbitrase).
2.
Aliran Murji’ah
Pengertian
dan latar belakang timbulnya aliran Murji’ah
Aliran
Murji’ah ini muncul sebagai reaksi atas sikapnya yang tidak mau terlibat dalam
upaya kafir mengkafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagai mana
hal itu dilakukan oleh aliran khawarij. Mereka menangguhkan penilaian terhadap
orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tahkim itu di hadapan tuhan, karena
hanya tuhanlah yang mengetahui keadaan iman seseorang. Demikian pula orang
mukmin yang melukan dosa besar masih di anggap mukmin di hadapan mereka. Orang
mukmin yang melakukan dosa besar itu dianggap tetap mengakui bahwa tiada
tuhansealin allah dan Nabi Muhammad sebagai Rasulnya. Dengan kata lain bahwa
orang mukmin sekalipun melakukan dosa besar masih tetap mangucapkan dua kalimat
syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang tersebut
masih tetap mukmin, bukan kafir.
Pandangan
mereka itu terlihat pada kata murji’ah yang barasal dari kata arja-a
yang berarti menangguhkan, mengakhirkan dan memberi pengharapan.
Hal-hal
yang melatarbelakangi kehadiran murji’ah antara lain adalah :
- adanya perbedaan pendapat
antara Syi’ah dan Khawarij; mengkafirkan pihak-pihak yang ingin merebut
kekuasaan ali dan mengakfirkan orang- yang terlihat dan menyetujui tahkim
dalam perang siffin.
- adanya pendapat yang menyalahkan
aisyah dan kawan-kawan yang menyebabkan terjadinya perang jamal.
- adanya pendapat yang
menyalahkan orang yang ingin merebut kekuasaan Usman bin Affan.
- Ajaran-ajaran Murji’ah
- Ajaran-ajaran pokok murji’ah
dapat disimpulan sebagai berikut: .
- Iman Hanya membenarkan
(pengakuan) di dalam Hati
- Orang islam yang melakukan dosa
besar tidak dihukumkan kafir. Muslim tersebut tetap mukmin selama ia
mengakui dua kalimat syahadt.
- Hukum terhadap perbuatan
manusia di tangguhkan hingga hari kiamat
- Tokoh dan sekte dalam murji’ah
Dalam
perkembangannya, Murji’ah mengalami berbagai perbedaan pendapat dikalangan
pengikutnya yang mendasari lahirnya aliran-aliran, selanjutnya, aliran murji’ah
ini terpecah menjadi beberapa macam sekte, ada yang moderat, ada pula yang
ekstrem.
Tokoh
murji’ah Moderat antara lain adalah hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib,
Abu Hanifah, Abu Yusufdan beberapa ahli hadits, yang berpendapat, bagaimanapun
besarnya dosa seseorang, kemungkinan mendapat ampunan dari tuhan masih ada.
Sedangkan yang ekstrem antara lain ialah kelompok Jahmiyah, pengikut Jaham bin
Shafwan. Kelompok ini berpendapat, sekalipun seseorang menyatakan dirinya
musyrik, orang itu tidak dihukum kafir.
3.
Aliran Qadariyah
Pengertian
dan latar belakang timbulnya aliran Qadariyah
Qadariyah
berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan
atau kemampuan.Sedangkan sebagai suatu aliran dalam ilmu kalam, qadariyah
adalah nama yang dipakai untuk suatu aliran yang memberikan penekanan terhadap
kebebasan dan kekuatan manusia dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam
paham qadariyah manusia di pandang mempunyai qudrat atau kekuatan untuk
melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia
terpaksa tunduk kepada qadar dan qada Tuhan
Mazhab qadariyah
muncul sekitar tahun 70 H(689 M). Ajaran-ajaran tentang Mazhab ini banyak
memiliki persamaan dengan ajaran Mu’tazilah sehingga Aliran Qadariyah ini
sering juga disebut dengan aliran Mu’tazilah, kesamaan keduanya terletak pada
kepercayaan kedunya yang menyatakan bahwa manusia mampu mewujudkan tindakan dan
perbuatannya, dan tuhan tidak campur tangan dalam perbuatan manusia ini, dan
mereka menolak segala sesuatu terjadi karena qada dan qadar Allah SWT.
Aliran ini
merupakan aliran yang suka mendahulukan akal dan pikiran dari pada prinsip
ajaran Al-Qur’an dan hadits sendiri. Al-Qur’an dan Hadits mereka tafsirkan
berdasarkan logika semata-mata. Padahal kita tahu bahwa logika itu tidak bisa
menjamin seluruh kebenaran, sebab logika itu hanya jalan pikiran yang menyerap
hasil tangkapan panca indera yang serba terbatas kemampuannya. Jadi seharusnya
logika dan akal pikiranlah yang harus tunduk kepada Al-Qura’n dan Hadits, bukan
sebaliknya.
Tokoh
utama Qadariyah ialah Ma’bad Al-Juhani dan Ghailan al Dimasyqi. Kedua tokoh ini
yang mempersoalkan tentang Qadar.
- Pokok-pokok ajaran Qadariyah
Menurut
Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam halaman 297/298, pokok-pokok
ajaran qadariyah adalah :
- Orang yang berdosa besar itu
bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu masuk
neraka secara kekal.
- Allah SWT. Tidak menciptakan
amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannyadan
karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas
segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala
amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak
disebut adil.
- Kaum Qadariyah mengatakan bahwa
Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak memiliki
sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang
bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui,
berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.
- Kaum Qadariyah berpendapat
bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada
yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
Selanjutnya
terlepas apakah paham qadariyah itu di pengaruhi oleh paham luar atau tidak,
yang jelas di dalam Al-Qur’an dapat di jumpai ayat-ayat yang dapat menimbulkan
paham qadariyah .
Dalam
surat Al Ra’ad Ayat 11, di jelaskan
“Sesungguhnya Allah tidak merobah
Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan diri mereka
sendiri”
Dalam
Surat Al-Kahfi ayat 29, allah menegaskan
“Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka
Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang
ingin (kafir) Biarlah ia kafir”.
Dengan
demikian paham qadariyah memilki dasar yang kuat dalam islam, dan tidaklah
beralasan jika ada sebagian orang menilai paham ini sesat atau kelaur dari
islam
4.
Aliran Jabariyah
Pengerian,
dan latar belakang Kemunculan jabariyah.
Nama
jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa.
Sedangkan menurut al-Syahrastani bahwa Jabariyah berarti menghilangkan
perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyandarkan perbuatan tersebutkepada
Allah. Dan dalam bahasa inggris disebut dengan fatalism atau
predestination, yaitu paham yang menyatakan bahwa perbuatan manusia di tentukan
sejak semula oleh qada dan qadar tuhan.
Menurut
catatan sejarah, paham jabariyah ini di duga telah ada sejak sebalum agama
Islam datangke masyarakat arab. Kehidupan bangsa arab yang diliputi oleh gurun
pasir sahara telah memberikan pengaruh besar terhadap hidup mereka, dengan
keadaan yang sangat tidak bersahabat dengan mereka pada waktu itu. Hal ini
kemudian mendasari mereka untuk tidak bisa berbuat apa-apa, dan menyebankan
mereka semata-mata tunduk dan patuh kepada kehendak tuhan.
Munculnya
mazhab ini berkaitan dengan munculnya Qadariyah. Daerah kelahirannya pun
berdekatan. Qadariyah muncul di irak, jabariyah di khurasan. Aliran ini pada
mulanya di pelopori oleh al-ja’ad bin dirham. Namun, dalam perkembangannya.
Aliran ini di sebarluaskan oleh jahm bin Shafwan. Karena itu aliran ini
terkadang disebut juga dengan Jahmiah.
- Pokok-pokok paham jabariyah.
Selanjutnya,
yang menjadi dasar yang sejajar dengan pemahaman pada aliran jabariyah ini
dijelaskan Al-Qur’an diantaranya :
Dalam
surat al-saffat ayat 96 :
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan
apa yang kamu perbuat itu”.
Dalam
surat al Insan ayat 30, dinyatakan
“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu),
kecuali bila dikehendaki Allah”.
Jaham bin
Shafwan mempunyai pendirian bahwa manusia itu terpaksa, tidak mempunyai pilihan
dan kekuasaan. Manusia tidak bisa berbuat lain dari apa yang telah di
lakukannya. Allah SWT, telah mentakdirkan ats dirinya segala amal perbuatan
yang mesti di kerjakannya, dan segala perbuatan itu adalah ciptaan allah, sama
seperti apa yang dia ciptakan pada benda-benda yang tidak bernyawa. Oleh karena
itu, jaham menginterpretasikan bahwa pahala dan siksa merupakan paksaan dalam
arti bahwa allah telah mentakdirkan seseorang itu baik sekaligus memberi pahala
dan allah telah mentakdirkan seseorang itu berdosa sekaligus juga menyiksanya.
Sehingga,
dalam realisasinya, orang yang termakan paham ini bisa menjadi apatis dan beku
hidupnya, tidak bisa berbuat apa-apa, selain berpangku tangan, menunggu takdir
Allah semata-mata dan berusahapun tidak. Karena mereka telah berkeyakinan bahwa
allah telah mentakdirkan segala sesuatu, dan manusia tidak bisa mengusahakan
sesuatu itu.
Disisi
lain, aliran ini tetap berpendapat bahwa manusia tetap mendapat pahala atau
siksa karena perbuatan baik atau jahat yang dilakukannya. Paham bahwa perbuatan
yang dilakukan manusia adalah sebenarnya perbuatan tuhan tidak menafikan adanya
pahala dan siksa.
Berkenaan
dengan itu perlu dipertegas bahwa Jabariyah yang di kemukakan Jaham bin Shafwan
adalah paham yang ekstrem. Sementara itu terdapat pula paham jabariyah yang
moderat, seperti yang diajarkan oleh Husain Bin Muhammad al.Najjar dan Dirar
Ibn ‘Amr.
Menurut
Najjar dan Dirar, bahwa Tuhanlah yang menciptakan perbuatan Manusia baik
perbuatan itu positif maupun negatif Tetapi dalam melakukan perbuatan itu
manusia mempunyai bagian daya yang diciptakan dalam diri manusia oleh tuhan,
mempunyai efek, sehingga manusia mampu melakukan perbuatanitu.Daya yang diperoleh
untuk mewujudkan perbuatan-perbuatan inilah yang kemudian disebut Kasb atau
acquisition.
Menurut
paham ini manusia tidak hanya bagaikan wayang di gerakkan oleh dalang, tetapi
manusia dan Tuhan terdapat kerja sama dalam mewujudkan suatu perbuatan, dan
manusia tidak semata-mata di paksa dalam melaksanakan perbuatannya.
5.
Aliran Mu’tazilah
Pengertian
dan latar belakang munculnya Mu’tazilah
Perkataan
Mu’tazilah berasal dari kata Í’tizal” yang artinya “memisahkan diri”, pada
mulanya nama ini di berikan oleh orang dari luar mu’tazilah karena pendirinya,
Washil bin Atha’, tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan
al-Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh
pengikut Mu’tazilah dan di gunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi
mereka.
Aliran
mu’tazilah lahir kurang lebih 120 H, pada abad permulaan kedua hijrah di kota
basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, namun sebenarnya, aliran ini telah
muncul pada pertengahan abad pertama hijrah yakni diisitilahkan pada para
sahabat yang memisahkan diri atau besikap netral dalam peristiwa-peristiwa
politik. Yakni pada peristiwa meletusnya perang jamal dan perang siffin, yang
kemudian mendasari sejumlah sahabat yang tidak mau terlibat dalam konflik tersebut
dan memilih untuk menjauhkan diri mereka dan memilih jalan tengah.
Disisi
lain, yang melatarbelakangi munculnya kedua Mu’tazilah diatas tidaklah sama dan
tidak ada hubungannya karena yang pertama lahir akibat kemelut politik,
sedangkan yang kedua muncul karena didorong oleh persoalan aqidah.
Dalam
perkembangannya, Mu’tazilah pimpinan Washil bin Atha’ lah yang menjadi salah
satu aliran teologi dalam islam.
- Pokok-pokok ajaran Mu’tazilah
Ada lima
prinsip pokok ajaran Mu’tazilah yang mengharuskan bagi pemeluk ajaran ini untuk
memegangnya, yan dirumuskan oleh Abu Huzail al-Allaf :
- al Tauhid (keesaan Allah)
- al ‘Adl (keadlilan tuhan)
- al Wa’d wa al wa’id (janji dan
ancaman)
- al Manzilah bain al Manzilatain
(posisi diantara posisi)
- amar mauruf dan Nahi mungkar
- Tokoh-tokoh Mu’tazilah
Diantara
para tokoh-tokoh yang berpengaruh pada Mu’tazilah yaitu:
- Washil bin Atha’
- Abu Huzail al-Allaf
- Al Nazzam
- Al-Jubba’i
6.
Ahlussunah Wal- Jamaah
Pengertian
dan para tokoh serta pemikiran-pemikiran mereka.
Ahlussunnah
berarti penganut atau pengikut sunnah Nabi Muhammad SAW, dan jemaah berarti
sahabat nabi. Jadi Ahlussunnah wal jama’ah mengandung arti “penganut Sunnah
(ittikad) nabi dan para sahabat beliau.
Ahlussunnah
sering juga disebut dengan Sunni dapat di bedakan menjadi 2 pengertian,
yaitu khusus dan umum, Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok Syiah,
Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagai mana juga Asy’ariyah masuk
dalam barisan Sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang berada
dalambarisan Asy’ariyah dan merupakan lawan Mu’tazilah.
Aliran
ini, muncul sebagai reaksi setelah munculnya aliran Asy’ariyah dan
maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.
Tokoh
utama yang juga merupakan pendiri mazhab ini adalah Abu al hasan al Asy’ari dan
Abu Mansur al Maturidi.
Abu al Hasan al Asy’ari
Pokok-pokok
pemikirannya
- Sifat-sifat Tuhan. Menurutnya,
Tuhan memiliki sifat sebagaiman di sebut di dalam Alqur’an, yang di sebut
sebagai sifat-sifat yang azali, Qadim, dan berdiri diatas zat tuhan.
Sifat-sifat itu bukanlah zat tuhan dan bukan pula lain dari zatnya.
- Al-Qur’an, Manurutnya, al-Quran
adalah qadim dan bukan makhluk diciptakan.
- Melihat Tuhan, menurutnya,
Tuhan dapat dilihat dengan mata oleh manusia di akhirat nanti.
- Perbuatan Manusia. Menurutnya,
perbuatan manusia di ciptakan tuhan, bukan di ciptakan oleh manusia itu
sendiri.
- Antrophomorphisme
- Keadlian Tuhan, Menurutnya,
tuhan tidak mempunyai kewajiban apapun untuk menentukan tempat manusia di
akhirat. Sebab semua itu marupakan kehendak mutlak tuhan sebab tuhan maha
kuasa atas segalanya.
- Muslim yang berbuat dosa.
Menurutnya, yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat diakhir hidupnya
tidaklah kafir dan tetap mukmin.
Abu manshur Al-Maturidi
Pokok-pokok
pemikirannya :
- Sifat Tuhan. Pendapatnya
sejalan dengan al Asy’ari
- Perbuatan Manusia. Menurtnya,
Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan oleh manusia itu sendiri, dan
bukan merupakan perbuatan tuhan.
- Al Quran. Pendapatnya
sejalan dengan al Asy’ari
- Kewajiban tuhan. Menurutnya,
tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.
- Muslim yang berbuat dosa.
Pendapatnya sejalan dengan al Asy’ari
- Janji tuhan. Menurutnya, janji
pahala dan siksa mesti terjadi, dan itu merupakan janji tuhan yang tidak
mungkin di pungkirinya.
- Antrophomorphisme.
7.
Aliran Syiah
Pengertian
dan kemunculannya Syi’ah
Secara
bahasa Syi’ah berarti pengikut. Yang dimaksud dengan pengikut disini ialah para
pendukung Ali bin Abi Thalib. Secara istilah Syi’ah sering di maksudkan pada
kaum muslimin yang dalam bidang spritual dan keagamaannya selalu merujuk pada
keturuan Nabi Muhammad SAW, atau yang sebut sebagai ahl al-bait.selanjutnya,
istilah yiah ini untuk pertama kalinya di tujukan pada para pengikut ali
(syi’ah ali), pemimpin pertama ahl- al bait pada masa Nabi Muhammad SAW.
Para
pengikut ali yang disebut syi’ah ini diantaranya adalah Abu Dzar al Ghiffari,
Miqad bin Al aswad dan Ammar bin Yasir.
Mengenai
latar belakng munculnya aliran ini, terdapat dua pendapat, pertama menurut Abu
Zahrah, Syi’ah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Usman bin
Affankemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib,
Adapun menurut Watt, Syi’ah bener-bener muncul ketika berlangsung peperangan
antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal denganPerang siffin. Dalam peperangan
ini, sebagai respon atas penerimaan ali terhadap arbitrase yang diatwarkan
Mu’awiyah, pasukan Ali di ceritakan terpecah menjadi dua, satu kelompok
mendukung sikap Ali –kelak di sebut Syi’ah dan kelompok lain menolak sikap
Ali, kelak di sebut Khawarij.
- Pokok-Pokok Pikiran Syi’ah
Kaum
Syi’ah memiliki lima prinsip utama yang wajib di percayai oleh penganutnya.
Kelima prinsip itu adalah :
al Tauhid Kaum Syi’ah mengimani sepenuhnya
bahwa allah itu ada, Maha esa, tunggal, tempat bergantung, segala makhluk,
tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang menyamainya.
Dan juga mereka mempercayai adanya sifat-sifat Allah.
al ‘adl Kaum Syi’ah mempunyai keyakinan
bahwa Allah Maha Adil. Allah tidak melakukan perbuatan zhalim dan perbuatan
buruk, ia tidak melakukan perbuatan buruk karena ia melarang keburukan, mencela
kezaliman dan orang yang berbuat zalim.
al Nubuwwah Kepercayaan Syi’ah terhadap para
Nabi-nabi juga tidak berbeda dengan keyakinan umat muslim yang lain. Menurut
mereka, Allah mengutussejumlah nabi dan rasul ke muka bumi untnk membimbing
umat manusia.
al imamah Menurut Syi’ah, Imamah berarti
kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus, ia pengganti rasul dalam
memelihara Syari’at, melaksanakan Hudud, dan mewujudkan kebaikan dan
ketentraman umat.
al ma’ad Ma’ad berarti tempat kembali (hari
akhirat), kaum Syi’ah sangat percaya sepenuhnya akan adanya hari akhirat, bahwa
hari akhirat itu pasti terjadi.
8.
Aliran Salafiyah
Pengertian
dan latar belakang munculnya Salafiyah
Secara
bahasa salafiyah berasal dari kata salaf yang berarti terdahulu, yang dimaksud
terdahulu disini adalah orang-orang terdahulu yang semasa Rasul SAW, para
sahabat, para tabi’in, dan tabitt tabi’in. sedangakan salafiyah berarti orang-orang
yang mengikuti salaf.
Istilah
salaf mulai dikenal dan muncul beberapa abad abad sesudah Rasul SAW wafat,
yaitu sejak ada orang atau golongan yang tidak puas memahami al Qur’an dan
hadits tanpa ta’wil, terutama untuk menjelaskan maksud-maksud tersirat dari
ayat-ayat al-Qur’an sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak layak
bagi Allah SWT.
Orang yang
termasuk dalam kategori salaf adalah orang yang hidup sebelum tahun 300
hijriah, orang yang hidup sesudah tahun 300 H termasuk dalam kategori khalaf.
- Tokoh-tokoh ulama salaf dan
perkembangan Aliran salafiyah.
Tokoh
terkenal ulama salaf adalah Ahmad bin Hambal. Nama lengkapnya, Ahmad, bin
Muhammad bin Hambal, beliau juga di kenal sebgai pendiri dan tokoh mazhab
Hambali. .
Tokoh
salafiyah yang terkenal lainnya adalah Taqiyuddin Abu al Abbas Ahmad bin Abdul
Halim bin Abd al salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah al Hambali, atau
yang lebih di kenal dengan nama Ibnu Taimiyah. Beliau merupakan seorang teolog
dan ahli Hukum yang banyak menghasilkan karya tulis.beliau juga ahli di bidang
tafsir dan hadist.
Dalam
perkembangannya, ajaran yang bermula pada Imam Ahmad bin Hanbal ini,
selanjutnya di kembangkan oleh Ibnu Taimiyah, kemudian di suburkan oleh Imam
Muhammad bin Abdul Wahab.dan akhirnya berkembang di dunia Islam secara
Spodaris.
Pada abad
ke 20 M gerakan ini muncul dengan dimensi baru. Tokoh-tokohnya adalah
Jamaluddin al Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Salafiyah
baru al afgani ini terdiri dari 3 komponen pokok yakni :
- Keyakinan bahwa kemajuan dan
kejayaan umat Islam hanya mungkin di wujudkan jika mereka kembali kepada
ajaran Islam yang masih murni dan kembali pada ajaran Islam yang masih
murni, dan meneladani pokok hidup sahabat Nabi. Komponen pertama ini
merupakan satu unsur yang di miliki oleh salfiyah sebelumnya.
- perlwanan terhadap kolonialisme
dan mominasi barat, baik politik, ekonomi, maupun kebudayaan.
- pengakuan terhadap keunggulan
barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Al Afgani
dapat di katakan sebagai penganut salafiyah modern karena dalam rumusan
pahamnya yang banyak meletakkan unsur-unsur moderenismesebagai mana
terlihat pada komponen 2 dan 3 diatas.
Syekh
Muhammad Abduh adalah murid Al afgani dan Muhammad Rasyid Ridaha adalah murid
dari Muhammad Abduh, meskipun dalam beberapa hal antara dengan guru berbeda
dalam banyak hal mereka sama.
TUGAS!!!
Buat
kelompok dengan teman sekelas, yang tiap kelompoknya terdiri dari 4/5 orang
Cari beberapa contoh perilaku orang yang beraliran tertentu dalam lingkungan
tempat kalian tinggal!
Analisis
data yang kalian dapat, dan simpulkan!